Tuesday, April 13, 2010

Susanto Megaranto

Grand Master (GM) Susanto Megaranto lahir dari keluarga sederhana di Desa Tempel, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, 8 Oktober 1987.

Ia anak ke dua dari dua bersaudara pasangan Wastirah (60) dan Darsinah (45).



Susanto Megaranto (2527), 23, setelah menaklukkan juara dunia KU12 2008 Sayantan Das (2216) dari India pada babak keempat turnamen catur internasional Kuala Lumpur Open ke-3 di Olympic Sports Hotel, Kuala Lumpur, Malaysia, 08 April 2010.

Ia mulai diperkenalkan dengan permainan catur sejak usia tujuh tahun atau ketika duduk di kelas 2 Sekolah Dasar (SD) oleh bapaknya, Wastirah, yang saat itu bekerja sebagai tukang jual beli gabah di kampungnya.

Susanto mengaku pertama kali mengenal dan belajar catur dari ayahnya, dan kemampuannya dalam permainan catur itu terus ditekuninya terus hingga dia dibawa ke pengurus cabang Percasi Indramayu.

Setelah diasuh pengurus daerah itu, prestasinya mulai terlihat.

Perkenalannya dengan catur kemudian mengantarkannya ke kejuaraan daerah di Cianjur, Jawa Barat, dan berhasil meraih juara 2 untuk kelompok umur 12 tahun.

"Saat itu sekitar tahun 1995 umur saya baru sekitar 7,5 tahun," kata Gran Master yang pemalu dan jarang bicara itu.

Ia mengaku prestasi catur yang selama ini diraihnya juga bukan berawal dari hobinya bermain catur, sebab selama ini ia lebih senang bermain bola dan atletik ketimbang bermain catur.

Namun ia mengaku semua bidang olah raga disukainya meskipun tidak sehebat keahliannya dalam catur.

"Saya hobi sepak bola, saya berhenti bermain catur jika ada pertandingan bola," katanya saat ditemui usai pertandingan Kejurnas Catur Mahasiswa di Jakarta, beberapa hari lalu.

Prestasinya pada tahun yang sama mengantarkannya ke kejuaraan nasional di Palangkaraya meskipun hanya meraih juara III dan kemudian pada Tahun 1997 kembali ke kejuaran daerah di Jawa Barat dengan meraih juara I.

Sebelum akhirnya ia diambil Eka Putra Wirya, pemilik sekolah catur Utut Adianto, prestasi terakhirnya pada saat itu juara I kejurnas di Banda Aceh, 1997.

"Setelah itu saya baru meniti karir melalui sekolah catur Enerpac di Roxi Mas, Jakarta," katanya.

Susanto Megaranto meraih gelar Grand Master (GM) dalam Olimpiade ke-36 yang berlangsung di Malorca, Spanyol.

Ia pun kemudian mengukuhkan diri sebagai GM termuda di Indonesia pada usia 17 tahun memecahkan rekor gurunya, Utut Adianto, yang meraih gelar yang sama pada usia 21 tahun di Olimpiade 1986, Dubai, Uni Emirat Arab.

Prestasi lainnya yang diraih Susanto selain Grand Master (GM) di Malorca, ia juga Juara III kejuaraan dunia junior kelompok umur 12 pada tahun 1999 di Oropessa, Spanyol, Peringkat ke-5 kejuaraan dunia junior kelompok umur 14 tahun pada tahun 2001 juga di Oropessa, Spanyol, Juara III Olimpiade Catur Remaja 2002 di Kuala Lumpur, Malaysia, serta meraih Medali perak SEA Games XXII/2003, Vietnam.

"Saya tetap merasa belum puas dengan prestasi ini, saya juga mendorong anak muda Indonesia lainnya berusaha menjadi yang terbaik, apapun kemampuan yang dimiliki," katanya.

Sementara itu, Wastirah mengatakan, sejak kecil Susanto memiliki kepribadian yang pemalu dan pendiam. Namun, ia selalu mendidiknya dengan keras dan penuh tanggung jawab karena merasa sebagai orang yang miskin namun berkeinginan untuk maju.

Menurut Wastirah, Susanto adalah sosok yang pendiam dan jarang bicara, ia hanya sesekali menjawab pertanyaan jika ada orang yang bertanya.

Sejak Susanto sekolah catur di sekolah Eka Wirya pada 1997, ia diajak pindak ke Jakarta bersama keluarga.

Mereka dicarikan kontrakan oleh pemilik sekolah catur tersebut hingga akhirnya sampai saat ini menetap di Perumahan Narogong, Bekasi Jawa Barat.

"Sekarang Susanto sudah bisa beli rumah dan beli mobil berkat maen catur," kata Wastirah saat mendampingi anaknya. Sumber : http://sports.id.finroll.com/others/13044-____gm-susanto-megaranto-mengenal-catur-dari-ayahnya-oleh-mulyana____.html

Top 10 Popular Posts